Proposal Penelitian 5

USULAN PENELITIAN

DESKRIPSI NILAI RAPOR MAPEL MATEMATIKA KELAS X SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN NILAI RAPOR MAPEL MATEMATIKA KELAS XI IPA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011
DI SMA NEGERI I SALAMAN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Matematika adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia berfikir dalam memecahkan masalah (Mulyono Abdurahman, 2003:279). Untuk dapat belajar matematika dibutuhkan aktivitas berpikir dan bernalar, dalam hal ini matematika bukanlah ilmu yang patut sekedar dihafalkan melainkan ilmu pengetahuan yang harus dipahami oleh masing-masing kemampuan individu.
Kemampuan antara murid yang satu dengan yang lainnya berbeda. Ada yang dengan mudah dapat memahami matematika, ada yang sedang-sedang saja namun ada juga yang merasa kesulitan dalam memahami matematika bahkan ada yang tidak paham sama sekali. Karena kemampuan murid yang beragam inilah yang mendorong pihak sekolah untuk mengelompokkan mereka ketika mereka naik ke kelas XI. Apakah ke kelompok IPA, IPS, ataukah Bahasa. Pengelompokkan ini pun tidak semata-mata tindakan otoriter dari pihak sekolah, namun juga mempertimbangkan minat serta kemampuan siswa.
Yang akan diperhatikan oleh peneliti di sini adalah kemampuan murid-murid yang masuk dalam kelompok IPA, khususnya kemampuan matematikanya. Ketika mereka masuk dalam kelompok IPA, matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diutamakan, bahkan pelajaran yang jam pelajarannya paling banyak. Nah dihadapkan pada hal seperti ini, akan diteliti apakah kemampuan murid-murid tersebut dalam memahami matematika berubah seiring dengan semakin intens pelajaran matematika diberikan, ataukah tidak ada perubahan pada kemampuannya atau malah mengalami kemunduran.

2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana deskripsi nilai rapor mapel matematika kelas X semester II tahun pelajaran 2009/2010 dengan nilai rapor mapel matematika kelas XI IPA semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SMA Negeri I Salaman.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. bagaimana nilai rapor mapel matematika kelas X SMA Negeri I Salaman semester II tahun pelajaran 2009/2010?
b. bagaimana nilai rapor mapel matematika kelas XI IPA SMA Negeri I Salaman semester I tahun pelajaran 2010/2011?



4. Tujuan Penelitian
a. untuk mengetahui rerata dan standar deviasi nilai rapor mapel matematika kelas X semester II tahun pelajaran 2009/2010 di SMA Negeri I Salaman;
b. untuk mengetahui rerata dan standar deviasi nilai rapor mapel matematika kelas XI IPA semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SMA Negeri I Salaman;
c. untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rapor mapel matematika kelas X semester II tahun pelajaran 2009/2010 dengan nilai rapor mapel matematika kelas XI IPA semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SMA Negeri I Salaman.

5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
a. memberikan informasi kepada guru matematika SMA tentang deskripsi nilai rapor mapel matematika kelas X semester II tahun pelajaran 2009/2010 dengan nilai rapor mapel matematika kelas XI IPA semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SMA Negeri I Salaman.
b. sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya.

6. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2006: 149). Ada beberapa pengumpulan data, salah satu diantaranya adalah metode dokumentasi. Menurut Ridwan (2006: 77) metode dokumentasi adalah suatu cara yang ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dalam penelitian. Untuk penelitian ini, digunakan metode dokumentasi.

B. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
1. Landasan Teori
a. Pembelajaran Matematika di SMA
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar (Depdiknas, 2006:13). Sedangkan matematika merupakan suatu bahan kegiatan yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran dedukatif (Depdiknas, 2003:5).

Dalam pembelajaran matematika diperlukan suatu strategi yang cocok agar diperoleh hasil yang maksimal. Kegiatan pembelajaran tersebut dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran dalam belajar matematika memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Dalam pembelajaran juga diperlukan pemilihan kegiatan pembelajaran. Menurut Depdiknas (2006: 14) pemilihan kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru;
b. Mencerminkan ciri khas dalam pengembangan kemampuan mata pelajaran;
c. Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia;
d. Bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok, dan klasikal, dan;
e. Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa seperti: bakat, minat, kemauan, latar belakang keluarga, sosial ekonomi, dan budaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.

Pendekatan dan metode pembelajaran matematika hanyalah sebagai alat untuk berfikir, fokus utamanya adalah memberdayakan siswa untuk berfikir, menemukan, membaca pengetahuan matematika yang ditemukan para ahli sebelumnya dengan menggunakan metode-metode tertentu, menuju penemuan terbimbing dengan menggunakan metode diantaranya metode diskusi kelompok, penugasan dan tanya jawab sesuai dengan kompetensi yang kan dipelajari. Jika dalam pembelajaran terjadi kekeliruan, maka tugas guru adalah meluruskan kekeliruan tersebut, sehingga siswa lebih banyak pengetahuannya dalam pemahaman konsep, dan dapat menarik kesimpulan dari pembuktian dalam penalaran dan komunikasi siswa. Dari kedua aspek yang diperoleh maka siswa dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau soal-soal yang sesuai dengan kompetensi dasar yang dipelajari.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran, sekarang guru tidak mengajarkan bagaimana menyelesaikan persoalan, tetapi siswa mempresentasikan masalah dan guru mendorong siswa untuk menemukan cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan atau jika terselesaikan maka permasalahan itu dibawa ke dalam masing-masing kelompoknya untuk didiskusikan dan dapat menyimpulkan hasil dari kerja kelompoknya untuk masing-masing kelompok. Dalam merangkum hasil pembelajaran diskusi, siswa mempresentasikan dan guru mencoba untuk tidak menyalahkan atau membenarkan, tetapi guru hanya memberi dorongan terhadap siswa untuk setuju atau tidak setuju kepada seseorang dalam kelompoknya dan saling tukar menukar ide sampai persetujuan dicapai tentang apa yang dapat masuk akal dan ditarik kesimpulan.

b. Penilaian Hasil Pembelajaran Matematika SMA
Penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk melakukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan (Depdiknas, 2006: 15).

Dari pengertian penilaian di atas, maka jelaslah bahwa unsure yang dinilai bukan hanya hasil belajar siswa tetapi juga proses belajar siswa. Namuan dalam kenyataannya penilaian yang dilaksanakan selama ini terlalu menekankan pada penilaian hasil belajar yang berarah kognitif dan kurang memberi porsi yang cukup terhadap penilaian proses dan kemajuan belajar. Cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik disebut teknik penilaian. Ada beberapa teknik yang dapat dilkukan dalam rangka penilaian, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah. Sedangkan teknik non tes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah. Menurut Depdiknas (2006: 15) dalam melaksanakan penilaian, penyusunan silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.
a. Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai dengan memudahkan dalam penyusunan soal.
b. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
c. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
d. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
e. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program remidi. Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi, dan bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.
f. Siswa yang telah menguasai semua atau hamper semua kompetensi dasar dapat diberi tugas mempelajarai kompetensi dasar berikutnya.
g. Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.
h. Penilaian dilakukan untuk mengembangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian, baik formal maupun non formal secara berkesinambungan.
i. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
j. Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.
k. Penilaian berorientasi pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Dengan demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.
l. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi siswa, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.
m. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil dengan melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

Teknik penilaian dapat dilakukan dengan cara: tes (lisan, tulis, perbuatan), dan non tes dapat terdiri dari penugasan (harian, proyek, portofolio), pemgamatan, pengisian angket, wawancara. Ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas dalam matematika pada umumnya berupa tes tulis. Adapun materi yang diujikan pada ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan kenaikan kelas disarankan agar berupa materi yang benar-benar esensial dan terkait hasil belajar tingkat pemahaman, aplikasi, analisis, atau bahkan sintesis.
Penilaian hasil belajar oleh pendidikan digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Dengan penilaian dapat diketahui kompetensi mana yang sudah dan belum tercapai, sehingga dapat segera ditindaklanjuti.
Ada dua macam tujuan dalam penilaian hasil belajar, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penilaian hasil belajar adalah menilai pencapaian kompetensi peserta didik, memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa. Sedangkan tujuan khusus dari penilaian hasil belajar adalah mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa , mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, penentuan kenaikan kelas, dan memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri serta merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. Menurut Depdiknas (2006: 5) fungsi dari penilaian hasil belajar adalah sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar, penentuan kenaikan kelas, dan memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri serta merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

c. Nilai Rapor Matematika SMA
Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu semester (Depdiknas, 2004: 47). Laporan prestasi mata pelajaran berisi informasi tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Karena itu rapor harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) dalam memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik.
Nilai pada rapor merupakan gambaran kemampuan peserta didik karena itu kedudukan atau bobot nilai harian dan nilai sumatif (nilai akhir program) sama. Nilai sumatif (nilai akhir semester atau tahun) merupakan nilai harian (SK, KD, HB, dan indikator), sehingga penilaian sumatif di setiap akhir semester atau tahun tidak harus dilakukan jika guru/sekolah telah memperoleh gambaran tentang ketuntasan belajar peserta didik dan nilai hariannya. Untuk mendapatkan nilai akhir semester dapat diperoleh dari penilaian kemajuan belajar setiap peserta didik yang dipantau secara terus menerus.
Informasi tentang hasil belajar dalam rapor ini diperoleh dari format penilaian kemajuan belajar yang dirangkum guru selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Depdiknas (2004: 55) pengisian rapor secara umum adalah sebagai berikut:
a. Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapor, misalnya identitas peserta didik dan sekolahnya;
b. Kotak pertama, berisi nomor (no), nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai (angka dan huruf) serta catatan guru;
i. Nomor merupakan nomor mata pelajaran sesuai dalam struktur kurikulum yang digunakan.
ii. Mata pelajaran merupakan nama mata pelajaran sesuai dalam struktur kurikulum yang digunakan;
iii. Aspek penilaian merupakan aspek-aspek pada masing-masing mata pelajaran yang ingin dikomunikasikan;
iv. Nilai merupakan nilai rerata dari masing-masing aspek penilaian. Kolom nilai angka diisi dengan angka dalam skala 10 (misal 8,40) nilai tersebut ditulis dalam huruf pada kolom nilai huruf, misalnya: delapan koma empat puluh; dan
v. Catatan guru merupakan deskripsi pencapaian kompetensi siswa termasuk sikap yang berhubungan dengan mata pelajaran
c. Kotak ke dua: perilaku; dan
Merupakan penjelasan tentang rangkuman catatan guru bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan perilaku umum peserta didik yang menonjol positif maupun negatif. Misalnya kedisiplinan, keaktifan mengikuti kegiatan sekolah, dan tanggung jawab.
d. Kotak ke tiga: Kegiatan Belajar Pembiasaan
Merupakan catatan hasil belajar anak yang berkaitan dengan perilaku dan kegiatan di luar mata pelajaran yang ada, meliputi: perilaku dalam kegiatan rutin, misalnya: upacara atau senam; perilaku sehari-hari, misalnya: disiplin, buang sampah, tanggung jawab, kerapian, aktivitas dalam kegiatan terprogram di luar kegiatan mata pelajaran. Misalnya: kegiatan bazar, lomba, seminar. Catatan kegiatan belajar pembiasaan tersebut dibuat oleh guru bimbingan dan konseling berdasarkan masukan dan semua guru dan dilaporkan pada wali kelas untuk dimasukkan ke dalam rapor.


2. Hipotesis
Ha: Ada perbedaaan yang signifikan antara nilai rapor mapel matematika kelas X semester II tahun pelajaran 2009/2010 dengan nilai rapor mapel matematika kelas XII IPA semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SMA N I Salaman.
Ho: tidak ada perbedaaan yang signifikan antara nilai rapor mapel matematika kelas X semester II tahun pelajaran 2009/2010 dengan nilai rapor mapel matematika kelas XII IPA semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SMA N I Salaman.

C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Disini ada sebuah variabel, tetapi digunakan untuk sampel yang lebih dari satu.

2. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 96) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2006: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel penelitian dalam penelitian ini adalah nilai rapor matematika kelas X semester II tahun pelajaran 2009/2010 dan nilai rapor mapel matematika kelas XII IPA semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SMA Negeri I Salaman.

3. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah objek/subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2006: 11). Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA semester I tahun pelajaran 2010/2011 di SMA Negeri I Salaman.

4. Sampel Penelitian
Sugiyono (2006: 118) menyatakan sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar