Proposal Penelitian 3

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PETAK PERSEGI SATUAN
DALAM MENGUKUR LUAS DAERAH BANGUN DATAR
SEDERHANA PADA SISWA KELAS III
SD MUHAMMADIYAH I PURWOREJO
TAHUN PELAJARAN 2009/2010


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Proses interaksi ini disebut interaksi pendidikan yaitu saling berpengaruh antara pendidik dengan peserta didik. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dari diri subyek belajar secara keseluruhan sebagai hasil dari berbagai pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Tujuan orang belajar adalah agar dalam dirinya terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan, kemampuan berpikir kritis, bersikap terbuka maupun berupa keterampilan. Perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil belajar yang dapat diketahui dengan melihat prestasi belajar siswa, dimana prestasi belajar itu sendiri merupakan cerminan hasil belajar siswa yang dilakukan selama jangka waktu tertentu. Dengan memperhatikan prestasi belajar tersebut, kemampuan dan kualitas belajar seseorang dapat diketahui serta akan memberikan sumbangan yang berarti bagi pencapaian kesuksesan di masa yang akan datang.
Objek matematika adalah benda pikiran yang sifatnya abstrak dan tidak dapat diamati dengan panca indra. Karena itu wajar apabila matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam mempelajari suatu konsep atau prinsip-prinsip matematika diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (konkret), yaitu media alat peraga yang dapat digunakan sebagai jembatan bagi siswa untuk berfikir abstrak.
Bagi siswa sekolah dasar, penggunaan alat peraga sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran matematika di SD akan sangat mempengaruhi pembelajaran matematika di tingkat berikutnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pembelajaran matematika menjadi sangat ”strategis dan rawan”. Strategis dalam arti bahwa pembelajaran matematika di SD merupakan awal penguasaan konsep, untuk kelanjutan studi matematika di tingkat selanjutnya. Rawan dalam arti, jika para guru matematika kurang peduli dengan kelemahan penguasaan konsep atau teorema yang ada pada kebanyakan siswanya, maka kesalahan konsep itu akan berlanjut yang dipastikan akan menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran matematikanya.
Oleh karena itu dalam rangka upaya agar pada akhir studinya para siswa dapat menguasai konsep-konsep dan teorema matematika, maka penggunaan alat peraga dan alat hitung matematika pada pembelajaran topik-topik tertentu sangat perlu diperhatikan.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Alat Peraga Petak Persegi Satuan dalam Mengukur Luas Daerah Bangun Datar Sederhana pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah I Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dari pengertian serta istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini, maka disajikan penegasan istilah sebagai berikut.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 250).
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan aktifitas belajar berupa kemampuan-kemampuan yang ditunjukkan dalam bentuk nilai setelah diadakan tes.
2. Alat Peraga
Alat peraga merupakan alat bantu ajar dalam memperjelas suatu konsep yang abstrak sehingga mudah dipahami.
3. Petak Persegi Satuan
Petak persegi satuan adalah alat peraga yang dibuat dari styrofoam atau gabus, berbentuk daerah persegi yang diberi garis sehingga membentuk petak-petak persegi, yang tiap petak berukuran sama satu dengan yang lain, sebagai alat bantu pengajaran.
4. Bangun Datar Sederhana
Bangun datar sederhana yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi bangun datar persegi, persegi panjang, dan segitiga.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu sejauh mana peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan alat peraga petak persegi satuan dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang pada siswa Kelas III SD Muhammadiyah I Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang pada siswa Kelas III SD Muhammadiyah I Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Sebagai bahan masukan untuk membangun kemampuan siswa dalam mempelajari konsep bangun datar sederhana.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi kepada guru matematika untuk menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik bagi sekolah untuk selalu mengadakan pembaharuan dan memajukan program sekolah ke arah yang lebih baik.

F. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi terdiri dari dalam empat bagian dengan tata urutan penyajian sebagai berikut.
1. Halaman Sampul Depan
Halaman sampul depan berisi judul skripsi, tujuan penulisan skripsi, lambang Universitas Muhammadiyah Purworejo, identitas penulis, identitas program studi, fakultas dan tahun penulisan skripsi.
2. Bagian Awal
Bagian awal laporan penelitian memuat halaman judul, persetujuan, pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, motto dan persembahan, serta abstrak.
3. Bagian Isi
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini memuat latar belakang, penegasan istilah, identifi­kasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI
Berisi tentang tinjauan pustaka, kajian teori dan hipotesis. Tinjauan pustaka berisi tentang penelitian atau kejadian terdahulu yang re­le­van dengan judul skripsi. Kajian teori berisi tentang materi-materi yang berkaitan dengan judul skripsi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang tempat, waktu dan jadwal penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, sumber penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV PENYAJIAN, PENGOLAHAN, DAN PEMBAHASAN
DATA HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan data yang diperoleh dalam penelitian kemudian data tersebut dianalisa sehingga diperoleh uraian dan hasil penelitian serta pembahasannya.
BAB V PENUTUP
Berisi simpulan dan saran.
4. Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
  1. Tinjauan Pustaka
Dwi Ratnani (2006) meneliti tentang hasil pembelajaran pokok bahasan geometri antara yang menggunakan alat peraga dan tidak manggunakan alat peraga pada siswa kelas V semester II SDN Kebutuhduwur Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2005/2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang pembelajarannya menggunakan alat peraga dan yang tidak menggunakan alat peraga pada pokok bahasan geometri pada siswa kelas V semester II SDN Kebutuhduwur Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2005/2006. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbedaan dua rerata dengan uji t. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil perhitungan rerata sebesar 69,27 termasuk kategori cukup dengan varian sebesar 187,94 pada kelompok yang proses belajar mengajarnya menggunakan alat peraga, dan rerata sebesar 55,14 termasuk kategori kurang dengan varuan sebesar 193,84 pada kelompok yang proses belajarnya tanpa menggunakan alat peraga. Setelah diadakan uji perbedaan dua rerata dengan menggunakan uji t dengan dk-25 dan taraf signifikan 5% diperoleh t table sebesar 2,06 dan t hitung sebesar 5,76. Hal ini berarti t hitung terletak di luar interval -2,06 < t < 2,06, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang pembelajannya dengan menggunakan alat peraga dengan kelompok yang pembelajarannya tanpa menggunakan alat peraga pada pokok bahasan geometri siwa kelas V semester II SDN 4 Kebutuhduwur Kabupaten Banjarnegara tahaun pelajaran 2005/2006.

  1. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan para siswa, baik dengan bimbingan guru atau denagan usaha sendiri. Pendidikan berusaha membantu agar siswa belajar lebih terarah, cepat, lancar, dan hasil baik. Pembelajaran agar berhasil perlu dilaksanakan sistematis, secara bulat dalam mempertimbangkan segala aspek.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan proses belajar sangat ditentukan oleh kemampuan belajar peserta didik. Di dalam proses belajar tersebut, ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Slameto (2003: 54-72) menggolongkan faktor tersebut ke dalam dua kelompok, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
i. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Terdiri dari tiga faktor yaitu faktor jasmaniah (meliputi: faktor kesehatan, faktor cacat tubuh), faktor psikologis (meliputi: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan), dan faktor kelelahan (meliputi: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).
ii. Faktor Ekstern
Faktor Ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Terdiri dari tiga faktor yaitu faktor keluarga (meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar dan pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 176-205), faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu faktor lingkungan, faktor instrumental, faktor fisiologis, dan faktor psikologis.
i. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan terdiri dari dua faktor yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
ii. Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang dapat dirancang untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Faktor instrumental terdiri dari empat faktor yaitu kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan guru.
iii. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indera.
iv. Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang meliputi kondisi mental seseorang. Faktor psikologis meliputi minat, kecerdasan,bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.

Wina Sanjaya (2006: 52-57) menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran adalah sebagai berikut.
i. Faktor guru
Guru adalah pengajar yang mendidik, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah.
ii. Faktor siswa
Meliputi aspek latar belakang siswa (yaitu: jenis kelamin, tempat kelahiran, tempat tinggal, tingkat sosial ekonomi) dan sifat yang dimiliki siswa (yaitu: kemampuan dasar, pengetahuan, dan sikap).
iii. Faktor sarana dan prasarana
Kelengkapan sarana dan prasarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.
iv. Faktor lingkungan
Terdiri dari dua faktor, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial-psikologis.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di atas, me­mili­­ki saling keterkaitan antar faktor, di mana siswa sebagai individu yang potensial tidak dapat berkembang secara maksimal tanpa bantuan guru dan masya­rakat sekitarnya. Di sisi lain siswa dan guru merupakan bagian dari masyara­kat, maka siswa dan guru tidak lepas dari pengaruh masyarakat.

2. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Keberhasilan dalam kegiatan belajar salah satunya dapat dilihat melalui nilai yang telah diperoleh dan dilaporkan dalam bentuk rapor. Biasanya prestasi belajar dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat. Ada banyak cara untuk mengukur prestasi belajar siswa, di antaranya dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan rumah atau tugas, baik tugas individu atau kelompok. Selain itu guru dapat melakukannya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa secara lisan. Tetapi pada umumnya cara mengukur prestasi belajar dilakukan dengan melalui tes tertulis, sehingga apabila prestasi belajar siswa diketahui, maka guru dapat menyatakan kedudukannya di dalam kelas, apakah ia termasuk siswa yang pandai, sedang, atau bahkan kurang.
3. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
a. Pengertian Matematika Sekolah
Menurut depdiknas (2004) matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di pendidikan dasar dan menengah. Berarti matemataka SD adalah matematika yang diajarkan di tingkat SD, matematika SMP adalah maatematika yang diajarkan di tingkat SMP, dan matematika SMA adalah matematika yang diajarkan di tingkat SMA.
b. Fungsi Matematika Sekolah
Depdiknas (2004) menerapka fungsi matematika sekolah adalah salah satu unsur masukan instrumental, yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses mengajar belajar untuk mencapai tujuan sekolah.
c. Tujuan
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
d. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Bilangan
b. Geometri dan pengukuran
c. Pengolahan data.
4. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah saluran komunikasi atau perantara yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar pada siswa Sekolah Dasar alat peraga sangat dibutuhkan, karena siswa Sekolah Dasar masih berfikir secara real. Mereka lebih mudah memahami pelajaran yang menggunakan alat peraga daripada tanpa menggunakan alat peraga.
b. Fungsi Alat Peraga
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian adalah teknik penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu perlu dipertimbangkan kapan digunakan dan jenis alat peraga mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dapat memilih dan menggunakan alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, maka perlu diketahui fungsi alat peraga.
Secara umum fungsi alat peraga adalah:
1. sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika;
2. sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep;
3. sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep matematika dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
c. Alat Peraga Petak Persegi Satuan
Yang dimaksud dengan petak persegi satuan dalam penelitian ini adalah alat peraga yang dibuat dari Styrofoam atau gabus berbentuk persegi atau persegi panjang yang digaris menjadi petak-petak persegi.
a. Bentuk (gambar) petak persegi, dapat dilihat dalam gambar 1.
Gambar 1
Gambar bentuk petak persegi




































































Gambar 2
Gambar Bangun Persegi














b. Petunjuk Penggunaan
Untuk memahami cara menggunakan petak persegi satuan dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang, diberi petunjuk cara penggunaannya sebagai berikut :
1) Meletakkan papan peraga
2) Menempelkan model bangun persegi pada papan peraga
3) Mengambil model bangun persegi
4) Mengambil model bangun persegi panjang
5) Mengambil model bangun segitiga
6) Menjelaskan satuan sisi dan satuan luas
7) Menjelaskan satuan panjang, satuan lebar dan satuan luas
c. Alat dan Bahan


Alat:
Spidol
Penggaris
Cutter
Lem
Gunting
Bahan:
Papan triplek
Styrofoam atau gabus
Kertas bufalo
Skotlet transparan
Paku gabus



  1. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2006: 71). Dalam penelitian ini, maka dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut.
1. H0 : Tidak ada peningkatan hasil belajar matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang pada siswa Kelas III SD Muhammadiyah I Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.
2. Ha : Ada peningkatan hasil belajar matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang pada siswa Kelas III SD Muhammadiyah I Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.

III. METODE PENELITIAN
A. Tempat, Waktu dan Jadwal Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah I Purworejo Jl. Singodranan No. Purworejo.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, yaitu mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2010 dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut:
a. persiapan penelitian meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian, dan permohonan izin penelitian;
b. pembuatan instrumen
c. pengumpulan data;
d. pengolahan dan analisis data; dan
e. penulisan laporan hasil penelitian.


3. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian akan disajikan dalam tabel berikut.


No
Jenis kegiatan
Bulan/Minggu
Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Persiapan penelitian
























a. Pengajuan judul
























b. Pembuatan proposal
























c. Permohonan ijin
























2.
Pembuatan Instrumen
























3.
Pengumpulan data
























4.
Pengolahan dan
analisis data
























5.
Penyusunan laporan




























B. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118), variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika menggunakan alat peraga kelas III SD Muhammadiyah I Purworejo.

C. Populasi Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil penghitungan maupun pengukuran, kuantitas maupun kualitas dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas (Sudjana, 2002: 161). Sedangkan menurut Sugiyono (2006: 8), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik hasilnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Muhammadiyah I Purworejo pelajaran 2009/2010.

D. Sampel dan Teknik Sampling
Menurut Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu keseluruhan dari populasi diambil sebagai sampel.


E. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, 1997: 107). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1980: 66), sumber data adalah suatu persoalan dimana data itu diperoleh. Dalam penelitian ini sumber datanya adalah seluruh siswa kelas 3 semester II tahun akademik 2009/2010.

F. Teknik Pengumpulan Data
Riduwan (2004: 37) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat diguna­kan oleh peneliti untuk mengum­pul­kan data. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 232) teknik pengumpulan data yaitu mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes obser­vasi, kuesioner dan sebagainya.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang upaya peningkatan hasil belajar matematika yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal luas daerah bangun datar sederhana. Dari tes ini kemudian diidentifikasi untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dalam menggunakan alat peraga dan tidak menggunakan alat peraga.


G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah uraian dari data yang telah diperoleh dengan menggunakan pemikiran yang ilmiah untuk mengadakan pengolahan terhadap hasil penyelidikan atau penelitian dengan menggunakan prosedur yang tepat untuk mendapatkan kebenaran dan kesimpulan.
Menurut Moh Nazir (1983: 405) analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Adapun yang langkah-langkah penulis lakukan adalah sebagi berikut.
1. Menghitung Mean (rata-rata hitung) dari variabel X dan variabel Y
2. Mencari simpangan baku dari variable X (kelompok eksperiman) dan mencari simpangan baku dari variable Y (kelompok kontrol).
3. Mencari simpangan baku dari kedua kelompok untuk uji t (Sudjana, 1996:239).
4. Mencari nilai uji t hitung ( Sudjana, 1996:239).
5. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis yang tercantum dalam “ ” tabel ( ) pada taraf signifikansi 1% dan taraf signifikansi 5%, dengan catatan:
i. Jika harga , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini berarti diantara kedua variabel yang diselidiki terdapat perbedaan mean yang signifikan.
ii. Jika harga < , maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Hal ini bararti diantara kedua variabel yang diselidiki tidak terdapat perbedaan mean yang signifikan.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

B. Uno, Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar