Proposal Penelitian 2

USULAN PENELITIAN
KORELASI PENGUASAAN BANGUN DATAR TERHADAP PENGUASAAN GEOMETRI KELAS II SMP NEGERI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
1. Latar Belakang
Keberhasilan pembelajaran pada umumnya dan pada khususnya pembelajaran matematika di ukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut yang di pengaruhi beberapa faktor antara lain faktor guru, faktor materi pelajaran, faktor metode pembelajaran, faktor lingkungan dan faktor lainnya termasuk siswa itu sendiri. Keberhasilan tersebut dapat diamati dari beberapa sisi yaitu dari sisi tingkat pemahaman dan tingkat penguasaan.
Suatu pokok bahasan dalam pelajaran matematika dapat dikuasai dengan baik oleh siswa jika siswa tersebut telah menguasai pokok bahasan yang menjadi landasan dari pokok bahasan yang telah di pelajari dengan baik pula. Sehingga siswa akan lebih mudah dalam menguasai pokok bahasan yang baru.
Pokok bahasan jajar genjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang pada materi SMP kelas satu akan dapat dikuasai oleh siswa, jika siswa telah menguasai dengan baik pokok bahasan bangun datar di SD, sehingga diprediksi bahwa siswa yang menguasai bangun datar akan memberikan memberikan hasil yang lebih baik dalam menyelesaikan soal – soal tentang geometri.
Berdasarkan beberapa hal yang disampaikan di atas, maka dirasa perlu dan dibutuhkan untuk mengangkat masalah tersebut dalam suatu penelitian dengan judul : “Korelasi Penguasaan Bangun Datar Terhadap Penguasaan Geometri Smp Negeri Kelas II Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2010/2011”.
2. Penegasan Istilah
Dalam memahami suatu judul penelitian kita sering mengalami keraguan tentang maksud judul itu. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan persepsi antara penulis dan pembaca. Untuk menghindari kesalah pahaman, penulis perlu memperjelas dan membatasi maksud istilah – istilah yang terdapat pada judul skripsi ini adalah.
1) Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang berkuasa (yang berkekuatan) (W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 731).
2) Penguasaan
Penguasaan adalah perbuatan (hal dan sebagainya) menguasai atau menguasakan (W. J. S. Poerwadarminta, 1976 : 529).
3) Bangun Datar
Bangun datar adalah bangun yang dibuat (dilukis) pada permukaan datar. (ST. Negoro – B. Harahap, 1984 : 21). Sedang bangun datar yang dimaksud dalam penelitian adalah segitiga, persegi, persegi panjang.
4) Geometri
Geomet5ri adalah bangun – bangun ilmu ukur. Antara lain : garis, ruas garis, sinar, titik, sudut, sisi, kurva, bangun bersisi empat, bersisi lima, dan sebagainya. (ST. Negoro – B. Harahap, 1984 : 22).
Sedangkan yang dimaksud geometri dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Jajar Genjang
Jajar genjang adalah bangun datar, persegi empat, sisi – sisinya yang berhdapan sejajar, dan sama panjang. (ST. Negoro – B. Harahap, 1984 : 199).
b. Trapesium
Trapesium adalah suatu bangun segiempat ysng dua buah sisinya sejajar (ST. Negoro – B. Harahap, 1984 : 532).
c. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang (Sukino – Wilson Simangunsong, 1997 : 144).
d. Layang Layang
Layang layang adalah segiempat yang sepasang – sepasang sisi yang berdekatan sama panjang (Sukino – Wilson Simangunsong, 1997 : 144).
3. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut.
1) Kemampuan siswa memahami konsep pada pokok bahasan geometri (Jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang);
2) Kemampuan penguasaan siswa SMP Negeri kelas dus tentang pokok bahasan bangun datar dan pokok bahasan geometri (Jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang);
3) Ada pengaruh atau korelasi antara penguasaan bangun datar SD terhadap penguasaan geometri SMP.
4. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Peneliti membatasi masalah tersebut pada pengaruh pokok bahasan bangun datar di SD terhadap penguasaan pokok bahasan geometri (Jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang) SMP.
5. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat disimpulkan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana tingkat penguasaan siswa SMP NEGERI kelas dus tentang pokok bahasan bangun datar dan pokok bahasan geometri (Jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang)?
2) Apakah ada korelasi antara penguasaan bangun datar SD terhadap penguasaan geometri SMP?

6. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan – tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa SMP kelas dus tentang pokok bahasan bangun datar dan pokok bahasan geometri (Jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang);
2) Unutk mengetahui apakah ada korelasi antara penguasaan bangun datar terhadap penguasaan geometri SMP.
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan antara lain:
1) Ikut berpartisipasi dalam rangka meningkatkan pendidikan khususnya bidang studi matematika, guna melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi;
2) Untuk mendapatkan masukan bagi sekolah guna tindak lanjut dalam peningkatan mutu pendidikan;
3) Dengan diketahuinya korelasi penguasaan bangun datar SD terhadap penguasaan geometri SMP maka peneliti bisa memberi informasi kepada pengembang kurikulum untuk disajikan pedoman dalam pengembangann dan peningkatan kurikulum.

7. Kajian Teori dan Hipotesis
1. Kajian Teori
1) Bangun Datar
Bangun datar adalah bangun yang dibuat (dilukis) pada permukaan datar serta berdimensi dua (Hairul Amam, dkk 1995 :3) sedang ST. Negoro – B Harahap (1984 :22) mendefinisikan bangun datar seperti berikut :
“Bangun dalam matematika merupakan bagian ari bangun geometri, karena yang dimaksud dengan bangun grometri itu sendiri adalah bangun – bangun ilmu ukur. Antara lain garis, ruas garis, sinar, titik,


a. Persegi Panjang
Menurut Hairul Amam, dkk (1995 :76) mengemukakan bahwa persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
1. Setiap berhadapan dari persegi pangjang sama panjang;
2. Setiap sudut siku –siku (90o);
3. Persegi panjang mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik. Titik itu membegi dua diagonal menjadi dua bagian yang sama;
4. Mempunyai sumbu simetri, 2 simetri lipat atau simetri balik, dan 1 stmetri putar.

Sedangkan yang dimaksud dengan segi empat khusus : persegi, bujur sangkar adalah persegi empat yang sisinya sama. Bujur samgkar disebut juga belah ketupat siku – siku (ST. Negoro – B. Harahap 1984 : 58). Berkenaan dengan Hairul Amam, dkk (1995 : 86) mengemukakan sifat sifat dari persegi sebagai berikut :
1. Semua sisi sama panjang;
2. Semua sudutnya siku – siku (90o)
3. Sisi – sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
4. Memiliki 4 simetri lipat atau balik, 4 sumbu simetri, simetri putar tingkat empat;
5. Memilki 2 diagonal yang berpotongan di titik pusat simetri, dan berpotongann tegak lurus satu sama lain.

Dari uraian di atas jelas bahwa semua sifat persegi panjang adalah sifat persegi (bujur sangkar). Jadi persegi panjang adalah bagian dari persegi (bujur sangkar).

b. Segitiga
Hairul Amam, dkk (1995 : 87) mengemukakan bahwa segitiga adalah bangun datar yang berupa kurva tertutup sederhana yang memiliki :
1. Tiga sisi, titik, ketiga ujung sisi saling bertemu dan membentuk tiga buah sudut;
2. Tiga buah sudut. Jumlah ketiga sudutnya 180o;
3. Mempunyai tiga buah titik sudut.

Jenis – jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi – sisinya :
1. Segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai dua buah sisi yang sama panjang;
2. Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ke - tiga sisinya sama panjang;
3. Segitiga sembarang adalah segitiga yang panjang ke – tiga sisinya berbeda.
Teorema pythagoras
Bunyi dari teorema pythagoras adalah sebagai berikut. Dalam suatu segitiga siku – siku, luas persegi pada hypotenusa sama dengan jumlah luas persegi – persegi pada dua sisi siku – sikunya (Sukino – Wilson Simangunsong, 1997 : 75). Jelasnya bahwa dalam segitiga siku – siku kuadrat sisi miringnya sama dengan jumlah kuadrat sisi siku – sikunya.
c. Jajar Genjang
Jajar genjang adalah bangun datar, persegi empat, sisi – sisinya yang berhadapan sejajar dan sam panjang (ST. Harahap, 1984 : 199).
Sedang jajar genjang menurut Hairul Amam, dkk (1995 ; 35) bahwa jajargenjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
1. Dibentuk dari suatu segitiga dan bayangannya pada setengah putaran berpusat di titik tengah salah satu sisinya;
2. Sisinya yang berhadapan sama panjang dan sejajar;
3. Sudut – sudut yang berhadapan sama besar. Sepasang sudutnya berupa sudut lancip, dan sepasang sudut yang lain berupa sudut tumpul;
4. Mempunyai dua diagonal yang saling membagi dua sama panjang;
5. Dapat menempati bingkainya semula jika diputarsetengah putaran pada titik potong kedua diagonanya.

d. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah jajar genjang yang sisinya sama panjang. Belah ketupat dapat di bentuk dari dua buah segitiga sama kaki yang kongruen, dengan jalan alas- alasnya disatukan (berimpit) (Hairul Amam, dkk, 1995 : 4). Adapun belah ketupat menurut (Sukino – Wilson Simangunsong, 1997 :147) mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
1. Semua sisinya sama panjang;
2. Kedua diagonl belah ketupat adalah sumbu simetrinya;
3. Pada belah ketupat sudut yang berhadapan sama besar dan terbagi dua sama besar oleh kedua diagonalnya.
4. Pada belah ketupat kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus.

e. Layang – layang
Layang layang adalah sei empat yang sepasang – sepasang sisi yang berdekatan sama panjang (Sukino – Wilson Simangunsong, 1997 : 152).
Layang – layang dapat dibentuk dari dua segitiga sama kaki sembarang yang mempunyai alas sama. Dengan mengimpitkan kedua alas yang sama tersebut dapat terbentuk layang – layang. Layang – layang mempunyai beberapa sifat yaitu (Sukino – Wilson Simangunsong, 1997 : 152) :
1. Sepasang – sepasang sisi yang berdekatan sama panjang;
2. Sepasang sudut yang berhadapan sama besar;
3. Diagonnal yang terpanjang merupakan sumbu simetri;
4. Diagonal yang tegak lurus dan diagonalyang terpanjang membagi diagonal yang terpendek menjadi dua bagian yang sama panjang.

f. Trapesium
Trapesium adalah bangun datar segi empat yang dua buah sisinya sejajar, dan dua sisi yang lain tidak sejajar (Hairul Amam, 1995 :96). Sedangkan menurut Sukino – Wilson Simangunsong (1997 : 131) trapesiium dibagi menjadi tiga macam yaitu
1. Trapesium sembarang, karena trapesium tersebut tidak memiliki kekhususan;
2. Trapesium sama kaki, karena trapesium tersebut kedua kakinya sama panjang
Sifat – sifat trapesium sama kaki :
2.1. Kaki – kakinya sama panjang;
2.2. Dua pasang sudut yang berdekatan sama besar;
2.3. Diagonal – diagonalnya sama panjang.
3. Trapesium siku – siku, karena salah satu sudutnya siku – siku.
2. Hipotesis
Pengertian hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis terdiri dari dua kata yaitu “hypo“ yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran” (Suharsimi Arikunto, 1998 : 68). Sedangkan Sudjana (1996 : 219) dalam bukunya yang berjudul “Metode statistika” mengemukakan bahwa hipotesisi adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.

1) Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol dalam penelitian ini adalah “tidak ada korelasi antara penguasaan bangun datar SD terhadap penguasaan geometri SMP Negeri se – Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011”.
2) Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis alternatif dari penelitian ini adalah :Ada korelasi antara penguasaan bangun datar SD terhadap penguasaan geometri SMP Negeri se – Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011”.

8. Metode Penelitian
1) Variabel
Menurut F. N. Kerlinger dalam bukunya Suhasrsimi Arikunto (1998 : 97)menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki – laki dalam konsep kelamin, insaf dalam konsep kesadaran. Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadititik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 99). Oleh karena itu variabel penelitian merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ada variabel yang mempengaruhi yang disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independen variable (x) dan ada variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependen variable (y) (Suharsismi Arikunto, 1998 ;191).
Dalam penelitian ini, kedua variabel ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel independennya adalah penguasaan pokok bahasan bangun datar;
2. Variabel dependennya adalah penguasaan pokook bahasan geometri (jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang) pada siswa SMP Negeri kelas dua Se – Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011.
2) Populasi, Sampel, dan Tehnik Sampling
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 115). Populasi dalam penedalamlitian ini adalah siswa kelas dua SMP Negeri se – Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011. Yang berjumlah 480 siswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsismi Arikunto, 1998 : 117). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 225 orang.
Adapun tehnik sampling yang digunakan penelitian ini adalah proporsi random sampling (Suharsimi Arikunto, 1998 : 127).
3) Sumber data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, 1998 : 114). Sumber data dalam penelitian ini adalah tes uj penguasaan dan tes penguasaan geometri (jajargenjang, trapesium,belah ketupat, dan layang – layang) di SMP Negeri kelas II se – Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen tahun pelajaran 2010/2011.
4) Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes. Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 139) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang digunakan yaitu berbentuk uraian yang terdiri dari 2 macam tes. Tes yang pertama adalah tes bangun datar yang berjumlah 10 soal dan yang kedua adalah tes jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang sejumlah 10 soal.
Tes penguasaan bangun datar dan tes penguasaan geometri (jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang) dilaksanakan sendiri – sendiri. Tes yang pertama kali diberikan adalah tes penguasaan bangun datar, kemudian setelah selesai tes dari jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang. Pada saat tes berlangsung diberitahukan tataa tertib pengerjaan tes guna mendukung kelancaran dan keseragaman tes. Untuk mendapatkan hasil yang murni diadakan pengawasan.
5) Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini berupa soal – soal tes uraian yang terdiri dari banyak butir tes. Soal tes terdiri dari dua macam soal tes, yaitu soal tes jajargenjang, trapesium, belah ketupat, dan layang – layang yang masing – masing soal tes berjumlah 10 soal. Soal – soal tersebut diambil dari soal UASBN, buku paket matematika SD, buku paket matematika SMP , dan buku matematika SMP Erlangga.
6) Tehnik Pengolahan Data
Untuk menguji suatu hipotesis yang telah diajukan dalam uraian di depan, diperlukan tehnik analisis data dengan perhitungan statistika terhadap data kualitatif. Adapun langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah penyajian data, pengolahan data, dan pembahasan data dari data yang didapat dan hasil penelitian dimana masih berupa data mentah akan ditata dan disusun sesuai dengan jenis variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk nilai. Nilai didapat dari pengalihan skor skala penilaian yang digunakan adalah 0 – 10.
Untuk pengolahan data menggunakan program SPSS sedangkan yang dihitung dalam pengolahan data adalah koefisien korelasi dan koefisien determinasi (nilai sumbang).
Adapun hasil dari pengolahan data adalah sebagai berikut ;
a) Mean (rerata hitung) dan standar deviasi dari variabel x dan y;
b) Koefisien korelasi (r), koefisien determinasi (x2).
Hasil dari pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel kerja.
Nilai Rxy dikonsultasikan pada tabel Rxy product moment atau menggunakan interpretasi nilai r sebagai berikut:
Tabel interpretasi nila i r

Besarnya nilai r
Interpretasi
0,800 < r 1,00
0,600 < r 0,800
0,400 < r
0,200 < r
0,000 < r
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Sangat rendah (tak berkorelasi)

(Suharsimi Arikunto, 1998 :260).
Setelah nilai Rxy dikonsultasikan dengan nilai r tabel lalu nilai Rxy tersebut dibandingkan dengan nilai tabel harga kritik dari product moment dengan interval kepercayaan 95% dan taraf signifikan 5%. Karena jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 225 maka kita harus mencari harga tabel dengan cara n = 225 diantara n = 200 maka dapat dicari dengan 0,138-0,113 = 0,025 selanjutnya 0,025 dikalikan dengan hasilnya adalah 0,00625. Langkah terakhir 0,138-0,00625 hasilnya adalah 0,132. Jadi n = 225 pada interval kepercayaan 95% dan taraf signifikan 5% harganya 0,132.



DAFTAR PUSTAKA

Amam, H, dkk. 1995. Kamus MAFIKIB. Surabaya : Bintang Terang 99 Surabaya.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Junaedi, D dkk. 1999. Penuntun belajar metematika untuk SMP. Jakarta : Mizan.
Negoro, ST, Harahap. 1984. Ensiiklopedia Matematika. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : P. N. Balai Pustaka.
Sudjana, Wilson Simangunsong. 1997. Matematika SLTP. Jakarta : Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar